Posted by : UnknownHenry
Minggu, 02 Februari 2014Henry
SUBNETTING
Pengertian Subnetting
Subnetting adalah upaya /
proses untuk memecah sebuah network dengan jumlah host yang cukup banyak,
menjadi beberapa network dengan jumlah host yang lebih sedikit. Teknik
subnetting membuat skala jaringan lebih luas dan tidak dibatas oleh kelas-kelas
IP (IP Classes) A, B, dan C yang sudah diatur. Dengan subnetting, kita bisa
membuat network dengan batasan host yang lebih realistis sesuai kebutuhan.
Pengertian Subnet Mask
Subnet mask adalah istilah
teknologi informasi dalam bahasa Inggris yang mengacu kepada angka biner 32 bit
yang digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak
suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar.
Aturan Dalam Membuat Subnet Mask
·
Angka
minimal untuk network ID adalah 8 bit. Sehingga, octet pertama dari subnet
pasti 255.
· Angka
maksimal untuk network ID adalah 30 bit. Anda harus menyisakan sedikitnya 2 bit
untuk host ID, untuk mengizinkan paling tidak 2 host. Jika anda menggunakan
seluruh 32 bit untuk network ID, maka tidak akan tersisa untuk host ID.
Menyisakan 1 bit juga tidak akan bisa. Hal itu disebabkan sebuah host ID yang
semuanya berisi angka 1 digunakan untuk broadcast address dan semua 0 digunakan
untuk mengacu kepada network itu sendiri. Jadi, jika anda menggunakan 31 bit
untuk network ID dan menyisakan hanya 1 bit untuk host ID, (host ID 1 digunakan
untuk broadcast address dan host ID 0 adalah network itu sendiri) maka tidak
akan ada ruang untuk host sebenarnya. Makanya maximum network ID adalah 30 bit.
Representasi Subnet Mask
Ada dua
metode yang dapat digunakan untuk merepresentasikan subnet mask, yakni:
Ø Desimal Bertitik
Sebuah subnet mask biasanya diekspresikan di dalam notasi desimal bertitik (dotted decimal notation), seperti halnya alamat IP. Setelah semua bit diset
sebagai bagian network identifier dan host identifier, hasil nilai 32-bit
tersebut akan dikonversikan ke notasi desimal bertitik. Perlu dicatat, bahwa meskipun
direpresentasikan sebagai notasi desimal bertitik, subnet mask bukanlah sebuah alamat IP.
Perlu diingat,
bahwa nilai subnet mask default di atas dapat dikustomisasi oleh administrator
jaringan, saat melakukan proses pembagian jaringan (subnetting atau
supernetting). Sebagai contoh, alamat 138.96.58.0 merupakan sebuah network
identifier dari kelas B yang telah dibagi ke beberapa subnet dengan menggunakan
bilangan 8-bit. Kedelapan bit tersebut yang digunakan sebagai host identifier
akan digunakan untuk menampilkan network identifier yang telah dibagi ke dalam
subnet. Subnet yang digunakan adalah total 24 bit sisanya (255.255.255.0) yang
dapat digunakan untuk mendefinisikan custom network identifier. Network
identifier yang telah di-subnet-kan tersebut serta subnet mask yang digunakannya
selanjutnya akan ditampilkan dengan menggunakan notasi.
Panjang Prefiks (Prefix Length)
Karena bit-bit network
identifier harus selalu dipilih di dalam sebuah bentuk yang berdekatan dari
bit-bit ordo tinggi, maka ada sebuah cara yang digunakan untuk
merepresentasikan sebuah subnet mask dengan menggunakan bit yang mendefinisikan
network identifier sebagai sebuah network prefix dengan menggunakan notasi
network prefix seperti tercantum di dalam tabel di bawah ini. Notasi network
prefix juga dikenal dengan sebutan notasi Classless Inter-Domain Routing (CIDR)
yang didefinisikan di dalam RFC
1519.
Menentukan Alamat Network Identifier
Untuk menentukan network
identifier dari sebuah alamat IP dengan menggunakan sebuah subnet mask
tertentu, dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah operasi matematika, yaitu
dengan menggunakan operasi logika perbandingan AND (AND comparison). Di dalam sebuah AND comparison, nilai dari dua hal yang
diperbandingkan akan bernilai true hanya ketika dua item tersebut bernilai
true; dan menjadi false jika salah satunya false. Dengan mengaplikasikan
prinsip ini ke dalam bitbit, nilai 1 akan didapat jika kedua bit yang
diperbandingkan bernilai 1, dan nilai 0 jika ada salah satu di antara nilai
yang di perbandingkan bernilai 0.
Cara ini akan
melakukan sebuah operasi logika AND comparison dengan menggunakan 32-bit alamat
IP dan dengan 32-bit subnet mask, yang dikenal dengan operasi bitwise logical AND comparison. Hasil dari operasi bitwise alamat IP
dengan subnet mask itulah yang disebut dengan network identifier.
CIDR (Classless Inter-DomainRouting)
Classless Inter-Domain
Routing (disingkat menjadi CIDR) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992
oleh IEFT adalah sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat alamat
IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas
D, dan kelas E. Disebut juga sebagai supernetting.
CIDR merupakan mekanisme routing yang lebih efisien dibandingkan dengan cara
yang asli, yakni dengan membagi alamat IP jaringan ke dalam kelas-kelas A, B,
dan C.
VLSM (Variable Length Subnet Mask)
VLSM adalah pengembangan mekanisme subneting, dimana dalam
vlsm dilakukan peningkatan dari kelemahan subneting klasik, yang mana dalam
clasik subneting, subnet zeroes, dan subnet ones tidak bisa digunakan. selain
itu, dalam subnet classic, lokasi nomor IP tidak efisien. VLSM juga dapat
diartikan sebagai teknologi kunci pada jaringan skala besar. Mastering konsep
VLSM tidak mudah, namun VLSM adalah sangat penting dan bermanfaat untuk
merancang jaringan.
Metode VLSM hampir serupa dengan CIDR
hanya blok subnet hasil dari CIDR dapat kita bagi lagi
menjadi sejumlah Blok subnet dan blok
IP address yang lebih
banyak dan lebih kecil lagi.