Posted by : UnknownHenry Minggu, 02 Februari 2014Henry

Router


Apa itu Router? 
Router merupakan perangkat jaringan yang berada di layer 3 dari OSI Layer. Fungsi dari router adalah untuk memisahkan atau men-segmentasi satu jaringan ke jaringan lainnya. Router juga bertujuan untuk memeriksa paket data yang masuk dan memilih jalur yang terbaik. Router menghubungkan teknologi layer 2 yang berbeda, seperti Ethernet, Token-Ring dan berbagai teknologi komunikasi serial lainnya seperti ISDN, PPP dll
Jenis-Jenis Router
Secara umum, router dibagi menjadi dua buah jenis, yakni:
1.      Static Router (router statis): adalah sebuah router yang memiliki tabel routing statis yang diset secara manual oleh para administrator jaringan.
2.      Dynamic Router (router dinamis): adalah sebuah router yang memiliki table routing dinamis, dengan mendengarkan lalu lintas jaringan dan juga dengan saling berhubungan dengan router lainnya.

DHCP
DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) adalah protokol yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan secara otomatis. Selain pengalokasian IP secara otomatis DHCP juga memberikan parameter jaringan seperti default gateway dan DNS server.

      DHCP Scope
DHCP Scope adalah alamat-alamat IP yang dapat disewakan kepada DHCP client.

      DHCP Lease
DHCP Lease adalah batas waktu penyewaan alamat IP yang diberikan kepada DHCP client oleh DHCP Server.

      DHCP Options
DHCP Options adalah tambahan pengaturan alamat IP yang diberikan oleh DHCP ke DHCP client. Ketika sebuah klien meminta alamat IP kepada server, server akan memberikan paling tidak sebuah alamat IP dan alamat subnet jaringan.


Cara Kerja DHCP
Karena DHCP merupakan sebuah protokol yang menggunakan arsitektur client/server, maka dalam DHCP terdapat dua pihak yang terlibat, yakni DHCP Server dan DHCP Client.

      DHCP Server
Merupakan sebuah mesin yang menjalankan layanan yang dapat "menyewakan" alamat IP dan informasi TCP/IP lainnya kepada semua klien yang memintanya. DHCP server umumnya memiliki sekumpulan alamat yang diizinkan untuk didistribusikan kepada klien, yang disebut sebagai DHCP Pool. Setiap klien kemudian akan menyewa alamat IP dari DHCP Pool ini untuk waktu yang ditentukan oleh DHCP, biasanya hingga beberapa hari. Manakala waktu penyewaan alamat IP tersebut habis masanya, klien akan meminta kepada server untuk memberikan alamat IP yang baru atau memperpanjangnya.

      DHCP Client
Merupakan mesin klien yang menjalankan perangkat lunak klien DHCP yang memungkinkan mereka untuk dapat berkomunikasi dengan DHCP Server. DHCP Client akan mencoba untuk mendapatkan "penyewaan" alamat IP dari sebuah DHCP server dalam proses empat langkah berikut:
1.      DHCPDISCOVER
DHCP client akan menyebarkan request secara broadcast untuk mencari DHCP Server yang aktif.

2.      DHCPOFFER
Setelah DHCP Server mendengar broadcast dari DHCP Client, DHCP server kemudian menawarkan sebuah alamat kepada DHCP client.

3.      DHCPREQUEST
Client meminta DCHP server untuk menyewakan alamat IP dari salah satu alamat yang tersedia dalam DHCP Pool pada DHCP Server yang bersangkutan.

4.      DHCPACK
DHCP server akan merespons permintaan dari klien dengan mengirimkan paket acknowledgment. Kemudian, DHCP Server akan menetapkan sebuah alamat (dan konfigurasi TCP/IP lainnya) kepada klien, dan memperbarui basis data database miliknya. Klien selanjutnya akan memulai proses binding dengan tumpukan Protokol TCP/IP dan karena telah memiliki alamat IP, klien pun dapat memulai komunikasi jaringan.


DHCP bersifat stand-alone, sehingga jika dalam sebuah jaringan terdapat beberapa DHCP server, basis data alamat IP dalam sebuah DHCP Servertidak akan direplikasi ke DHCP server lainnya. Hal ini dapat menjadi masalah jika konfigurasi antara dua DHCP server tersebut berbenturan, karena protokol IP tidak mengizinkan dua host memiliki alamat yang sama. Selain dapat menyediakan alamat dinamis kepada klien, DHCP Server juga dapat menetapkan sebuah alamat statik kepada klien, sehingga alamat klien akan tetap dari waktu ke waktu.


Routing Protocol
Untuk koneksi jaringan antar LAN melalui WAN, mereka masing-masing terhubung lewat router dan routing protocol. Router bisa mengirim dan melewatkan paket hanya jika dia sudah diprogram di routing tablenya. Agar sebuah router bisa me-route / melewatkan packet, minimal sebuah router harus mengetahui :
  • Alamat (IP) Penerima
  • Router tetangganya, yang dengan itu ia bisa mempelajari jaringan lebih luas
  • Route/lintasan yang bisa dilewati
  • Route terbaik ke setiap jaringan
  • Informasi routing

Pengertian Routing
Routing adalah process transfer data melewati internetwork dari satu jaringan LAN ke jaringan LAN lainnya. Router bekerja pada layer Network / Layer 3 pada model OSI. Didalam IP network, routing dilakukan menurut table IP routing. Semua IP hosts menggunakan routing table untuk melewatkan / forward traffic yang diterima dari router lain atau hosts.

      IP routing Protocol
IP routing protocol memberikan komunikasi antar router. IP routing protocol mempunyai satu tujuan utama – mengisi routing table dengan jalur (route) terbaik dan terkini yang bisa dia dapatkan. Dalam proses dan opsinya ini sangat rumit.

      Terminology
Beberapa terminology perlu juga dipahami dalam kaitannya dengan routing
protocol ini.
  • Routing protocol mengisi table routing dengan informasi routing, misal RIP atau IGRP
  • Routed protocol adalah protocol dengan karakteristic layer 3 network layer yang mendefinisikan logical addressing dan routing, misal IP dan IPX. Packet-2 yang didefinisikan oleh porsi network layer dari protocol-2 ini bisa di routed / dilewatkan.
  • Routing type merujuk pada routing protocol seperti link-state atau distancevector.
-          Isian routing table
IP routing table mengisi routing table dengan lintasan yang valid dan bebas loop, disamping itu routing protocol juga menjaga terjadinya looping. Route / lintasan yang ditambahkan ke dalam tebel routing berisi :
  • Subnet number, misal 172.200.100.0
  • Interface out – dimana paket akan diforward dan dikirim ke subnet tersebut, missal s0, s1, atau eo
  • IP address dari router berikutnya atau hop berikutnya yang seharusnya menerima paket ditujukan ke subnet tersebut
-          Tujuan Routing Protocol
  • Secara dinamis mempelajari dan mengisi routing table dengan sebuah lintasan bagi semua subnet yang ada dalam jaringan
  • Jika ada lebih dari satu lintasan untuk sebuah subnet, maka routing protocol menempatkan lintasan terbaik ke dalam routing table.
  • Memberitahukan jikalau lintasan dalam routing table tidak lagi valid, dan menghapus lintasan tersebut dari rauting table
  • Jika suatu lintasan di dalam routing table di hapus dan lintasan lain yang dipelajari dari router sekitarnya tersedia, maka akan ditambahkan ke routing table.
  • Untuk menambahkan lintasan baru, atau mengganti lintasan dengan yang baru secepat mungkin. Waktu antara hilangnya route / lintasan dan usaha mendapatkan lintasan baru penggantinya disebut convergence time.
  • Yang terakhir adalah mencegah terjadinya routing loops.
  • Sangat perlu memahami konsep dan metoda yang melibatkan routing agar memudahkan kita nantinya dalam administrasi router.

*      Autonomous Systems dan Routing Protocols
Suatu router menghubungkan dua network. Sebuah network adalah sebuah segmen dengan address network yang unik. Akan tetapi dengan IP, istilah network bisa mendefinisikan dua arti yang berbeda:
  • Sebuah segmen dengan sebuah IP address unik (biasanya merujuk pada sebuah subnet)
  • Sebuah IP Address network yang diberikan kepada suatu organisasi (organisasi tersebut bisa men-subnet address kedalam beberapa address network)

      Autonomous system
Didalam Autonomous System, router digunakan untuk membagi network kedalam subnet-2. Router ini hanya mengetahui route / jalur yang ada didalam Autonomous System itu sendiri, akan tetapi tidak memantain informasi tentang route diluar Autonomous System. Router yang ada di border / perbatasan Autonomous System disebut sebagai AS border router. router ini memaintain informasi route baik route di dalam maupun diluar border router AS.

      Nomor AS
Setiap Autonomous System diidentifikasikan oleh sebuah nomor AS. Nomor AS ini bisa secara local di administrasi, atau di register ke Internet jika memang bersinggungan dengan public network / internet. Router-2 didalam suatu Autonomous System digunakan untuk men-segment (subnet) suatu network. dan juga, router-2 tersebut bisa digunakan untuk menghubungkan beberapa AS secara bersama.

      Klasifikasi routing protocol
Routing protocol bisa diklasifikasikan berdasarkan apakah mereka melewatkan traffic didalam atau antara Autonomous System.
  • Interior Gateway Protocol (IGP) – protocol yang melewatkan traffic didalam Autonomous System
  • Exterior Gateway Protocol (EGP) – protocol yang melewatkan traffic keluar atau antar Autonomous System
  • Border Gateway Protocol (BGP) – adalah versi pengembangan dari EGP yang melewatkan traffic antar Autonomous System


Macam – macam routing :
      Static Routing
Static routing merupakan rute yang secara manual dimasukan oleh Administrator kedalam konfigurasi devices untuk mendefinisikan lewat interface mana sebuah paket dengan suatu tujuan akan dilewatkan. Berikut ini merupakan poin – poin yang didefenisikan dalam static routing :
§  Network tujuan
§  Subnet Mask
§  Gateway atau interface yang di tunjuk untuk melewati packet tersebut
§  Metric (digunakan untuk membandingkan tingkat kredibilitas suatu path bila terdapat lebih dari 1 rute untuk suatu destination yang sama)

Static routing merupakan bentuk yang simple dari routing, tapi diperlukan proses manual dalam mendefine static routing tersebut ke perangkat jaringan. Static routing digunakan pada network yang hanya mempunya sedikit perangkat dan sifat rute nya tetap (sangat jarang untuk berubah) static routing juga tidak dapat menangani perpindahan rute secara otomati bila rute yang didefinisikan sebelumnya mengalami kegagalan jaringan (link failure).

*      Dynamic Routing
Merupakan Routing yang bekerja secara dinamis dan otomatis oleh suatu software Routing yang berjalan pada Router. Kenapa dinamis, karena router akan dapat menentukan secara otomatis lewat mana suatu paket dengan sebuah tujuan akan dikirimkan. Apabila terjadi kegagalan jaringan pada suatu link, router secara otomatis akan memindahkan traffic melewati link yang tidak mengalami gangguan (backup link) dan akan secara otomatis menginformasikan ke router-router lain nya dalam satu domain bahwa telah terjadi perubahan routing dan router yang terkait perubahan routing tersebut akan otomatis melakukan update routing.

Routing tersebut dapat berjalan otomatis dikarenakan router-router yang menjalankan dynamic routing protocol tersebut saling mempelajari rute dan semua perangkat yang terkonek langsung (directly connected). contoh dari Dynamic routing protocol : RIP , OSPF, EIGRP, ISIS, BGP
Pada dynamic routing terbagi menjadi dua, yaitu Classful Routing Protocol dan Classless Routing Protocol.


      Classful Routing Protocol
Classful Routing Protocol adalah penerapan subnet secara penuh atau default. /24,/16,/8 artinya penggunaan kelas full dikonsep ini. Ia hanya membawa informasi ip address saja, dan menggunakan informasi default mask sebagai mask-nya. Classfull merupakan metode pembagian IP address berdasarkan kelas IP address (yang berjumlah sekitar 4 milyar ) dibagi kedalam lima kelas yakni:

Address kelas A           :1 bit pertama IP Address-nya“0”
Address kelas B           :2 bit pertama IP Address-nya“10”
Address kelas C           :3 bit pertama IP Address-nya“110”
Address kelas D           :4 bit pertama IP Address-nya“1110”
Address kelas E           :4 bit pertama IP Address-nya“1111”

Kelebihan       :
Ø  Tidak perlu menyertakan subnetmask pada update routing
Kekurangan   :
Ø  Tidak mendukung vlsm
Ø  Ketidakmampuan untuk mendukung jaringan discontiguous.


Jenis-jenis Dynamic routing Classfull : Rip V1, IGRP

RIP V1
RIP (Routing Information Protocol) merupakan routing information protocol yang memberikan routing table berdasarkan router yang terhubung langsung, Kemudian router selanjutnya akan memberikan informasi router selanjutnya yang terhubung langsung dengan itu. Adapun informasi yang dipertukarkan oleh RIP yaitu : Host, network, subnet, routedefault.
Kelebihan :
  • Menggunakan metode Triggered Update.
  • RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing.
  • Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update).
  • Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan.
Kekurangan :
  • Jumlah host Terbatas.
  • RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route.
  • RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM).
  • Ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada
  • Hanya mendukung routing classful.
  • Tidak ada info subnet yang dimasukkan dalam perbaikan routing.
  • Tidak mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask).
  • Perbaikan routing broadcast.


IGRP
Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) adalah sebuah routing protokol yang memiliki hop maksimum 255, tetapi defaultnya adalah 100. IGRP menggunakan bandwidth dan garis menunda secara default untuk menentukan rute terbaik dalam sebuah internetwork (Composite Metrik). Pada IGRP ini routing dlakukan secara matematik berdasarkan jarak. Untuk itu pada IGRP ini sudah mempertimbangkan hal berikut sebelum mengambil keputusan jalur mana yang akan ditempuh. Adapun hal yang harus diperhatikan : load, delay, bandwitdh, realibility.

Kekurangan dan kelebihan IGRP:
1)      IGRP tidak meningkatkan fitur konvergensi dan efesien pengopersaian sinyal
2)      IGRP dan EIGRP saling kompatibel memberikan interoperability tanpa batas dengan router IGRP
3)      IGRP tidak mendukung multiprotocol
4)      IGRP mempunyai hop count sampai 255
5)      IGRP menggunakan metrik yang panjangnya 32 bit

*      Classless routing protocols
Classless routing protocols yaitu suatu metodologi pengalokasian IP Address dalam notasi Classless Inter Domain Routing(CIDR). Istilah lain yang digunakan untuk menyebut bagian IP address yang menunjuk suatu jaringan secara lebih spesifik. Biasanya dalam menuliskan CIDR suatu kelas IP Address digunakan tanda garis miring (Slash)“/”, diikuti dengan angka yang menunjukan panjang CIDR ini dalam bit. Contoh: 192.168.1.0/24.
Metode classless addressing (pengalamatan tanpa kelas) saat ini mulai banyak diterapkan, yakni dengan pengalokasian IP Address dalam notasi Classless Inter Domain Routing(CIDR). Istilah lain yang digunakan untuk menyebut bagian IP address yang menunjuk suatu jaringan secara lebih spesifik, disebut juga dengan Network Prefix. Biasanya dalam menuliskan network prefix suatu kelas IP Address digunakan tanda garis miring (Slash)“/”, diikuti dengan angka yang menunjukan panjang network prefix ini dalam bit. Contoh: 192.168.0.0/24

jenis-jenis dari Classless Routing Protocol      : IS-IS, Rip V2, OSPF, EIGRP, BGP.

IS-IS
IS-IS (Intermediate System-to-Intermediate System) .  IS-IS berfungsi untuk penghubung OSI paket dari CNLP (connectionless Network Protokol) tapi telah mempunyai kapasitas untuk menghubungkan paket IP. Ketika paket IP terintegrasi dalam IS-IS menyediakan kemampuan untuk menghubungkan protokol luar dari OSI family seperti IP. IS-IS menghasilkan dua tingkatan level, level (1) untuk dalam area dan level (2) untuk antar area

Rip V2
Secara umum RIPv2 tidak jauh berbeda dengan RIPv1. Perbedaan yang ada terlihat pada informasi yang ditukarkan antar router. Pada RIPv2 informasi yang dipertukarkan yaitu terdapat autenfikasi pada RIPv2 ini.

Perbedaan dengan RIP v.1 :
1)      Bersifat classless routing protocol, artinya menyertakan field SM dalam paket update yang dikirimkan sehingga RIP v.2 mendukung VLSM & CIDR.
2)      Mengirimkan paket update & menerima paket update versi 2.
3)      Mengirimkan update ke alamat multicast yaitu 224.0.0.9.
4)      Auto Summary dapat dimatikan.
5)      Mendukung fungsi keamanan berupa authentication yang dapat mencegah routing update dikirim atau diterima dari sumber yang tidak dipercaya.

Kelebihan RIP versi 2 :
  • mendukung routing classfull dan routing classless
  • info subnet dimasukkan dalam perbaikan routing
  • mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask)
  • perbaikan routing multicast


OSPF
OSPF (Open Shortest Path First) adalah routing protocol link-state yang bersifat open; Artinya vendor apapun dapat memanfaatkan routing protocol ini. Memanfaatkan algoritma Shortest Path First (SPF); dimana jalur terbaik adalah jalur yang mempunyai cumulative cost yang paling rendah. Tidak ada batasn penentuan cost ini. OSPF mendasarkan matric dari cost yang berbeda-beda antar vendor. CISCO menerapkan penghitungan cost berdasarkan rumus: 108/BW Ada 5 tipe paket yang digunakan oleh OSPF:
1. Hello packet
2. Link State Request (LSR)
3. Link State Update (LSU)
4. Database Description
5. Link State Acknoeledgement (LSAck)


OSPF mirip dengan EIGRP dimana terdapat 3 table, yaitu adjacency table (berisi neighbour-neighbour). OSPF juga melakukan auto summary, sehingga mendukung sepenuhnya VLSM & CIDR. Router - router yang menjalankan OSPF tidak perlu menggunakan process. ID yang sama untuk saling berkomunikasi karena OSPF menggunakan sistem area. Area pada OSPF menentukan batasan update packet dapat dikirim ke router mana saja. Hal ini akan memelihara bandwidth, karena perubahan pada salah satu router di satu area tidak "merembet" ke luar are tersebut. Area yang wajib ada dalam topologi OSPF adalah backbone area. OSPF juga mendukung autentikasi dengah tipe: yaitu clear text dengan MD5.OSPF hanya mengenal: BMA(Broadcast Multi Access) Router2-Hub-Router2, NBMA, P2MP, VL.

Kelebihan:
  • Tidak menghasilkan routing loop.
  • Mendukung penggunaan beberapa metrik sekaligus.
  • Dapat menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan.
  • Membagi jaringan yang besar mejadi beberapa area.
  • Waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat.
Kekurangan :
  • Membutuhkan basis data yang besar.
  • Lebih rumit.


EIGRP
EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) dapat menggabungkan konsep link state protocol. Broadcast-broadcast di-update setiap 90 detik ke semua EIGRP router berdekatan. Setiap update hanya memasukkan perubahan jaringan. EIGRP sangat cocok untuk jaringan besar. Pada EIGRP ini terdapat dua tipe routing protokol yaitu dengan distance vektor dan dengan Link state. IGRP dan EIGRP sama-sama sudah mempertimbangkan masalah bandwitdh yang ada dan delay yang terjadi.
Karakteristik:
  • Penerus dari IGRP, CISCO proprietary.
  • Memanfaatkan triggered update, partial, dan bounded update.
  • Partial artinya routing update yang dikirimkan tidak keseluruhan, namun hanya route2 yang berubah.
  • Bounded artinya hanya akan dikirimkan kepada router2 yang membutuhkan alamat multicast (224.0.0.10).
  • Memanfaatkan algoritma DUAL (Diffused Update Algorithm) untuk mencari successor (best path), dan feasible successor (backup path).

Kelebihan
  • Melakukan konvergensi secara tepat ketika menghindari loop.
  • Memerlukan lebih sedikit memori dan proses.
  • Memerlukan fitur loopavoidance.
  • EIGRP mendukung multiprotocol.
  • EIGRP meningkatkan fitur konvergensi dan efesien pengopersaian sinyal.
  • IGRP dan EIGRP saling kompatibel memberikan interoperability tanpa batas dengan router IGRP.

Kekurangan
  • Hanya untuk Router Cisco.
  • EIGRP mempunyai maximum hop count terbatas sampai 224.


BGP
BGP (Border Gateway Protocol) adalah sebuah sistem antar autonomous routing protocol. Sistem autonomous adalah sebuah jaringan atau kelompok jaringan di bawah administrasi umum dan dengan kebijakan routing umum. BGP digunakan untuk pertukaran informasi routing untuk Internet dan merupakan protokol yang digunakan antar penyedia layanan Internet (ISP).
Pelanggan jaringan, seperti perguruan tinggi dan perusahaan, biasanya menggunakan sebuah Interior Gateway Protocol (IGP) seperti RIP atau OSPF untuk pertukaran informasi routing dalam jaringan mereka. Pelanggan menyambung ke ISP, dan ISP menggunakan BGP untuk bertukar pelanggan dan rute ISP . Ketika BGP digunakan antar Autonom System (AS), protokol ini disebut sebagai External BGP (EBGP). Jika penyedia layanan menggunakan BGP untuk bertukar rute dalam suatu AS, maka protokol disebut Interior BGP (IBGP)

Kelebihan        : Sangat sederhana dalam instalasi.
Kekurangan     : Sangat terbatas dalam mempergunakan topologi.


Default Route
Default route adalah sebuah rute yang dianggap cocok dengan semua IP address tujuan. Dengan default route ketika IP address destination(tujuan) dari sebuah paket tidak ditemukan dalam tabel routing, maka router akan menggunakan default route untuk mem-forward paket tersebut. Default route paling cocok berfungsi ketika hanya ada satu rute ke suatu network. Syarat membuat default routing adalah: hanya memiliki satu jalur keluar / 1 gateway ke network lain. (network stub). Routing default menggunakan ip classfull.




Sekian Postingan Dari Saya ^^
Pengunjung yang baik selalu meninggalkan Jejak ^^

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

About This Blog

Disini Tempat Berbagi Tips dan Trik Tentang Komputer, Jaringan & Elektro, Kalo Mau ngasih Tambahan pada tips monggo di komen, kalo ada tips yang salah dari saya monggo kripik pedes nya

Copyright © Computer Networking And Electrical Engineering -Black Rock Shooter- Powered by Blogger - Designed by Henri Ismail